Tabanan, Bali – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret (UNS) menggelar program sosialisasi bertajuk Anemia No More: Hidup Aktif dan Produktif pada 26-27 Januari 2025 di Balai Banjar Timpag, Desa Timpag, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, Bali. Program ini bertujuan meningkatkan kesadaran remaja akan pentingnya pencegahan dan penanganan anemia agar mereka dapat menjalani hidup yang lebih sehat dan produktif.
Kegiatan ini mencakup sosialisasi mengenai hemoglobin dan anemia, pemeriksaan kadar hemoglobin secara gratis, serta pemberian tablet tambah darah kepada seluruh peserta. Puluhan remaja perempuan hadir dalam acara yang diselenggarakan di Balai Banjar Timpag ini.
Acara diawali dengan pre-test untuk mengetahui pemahaman awal peserta mengenai hemoglobin dan anemia. Mahasiswa KKN kemudian mensosialisasikan pentingnya hemoglobin dalam tubuh serta cara mencegah anemia melalui pola makan dan gaya hidup sehat. Setelah sesi sosialisasi, peserta menjalani pemeriksaan kesehatan yang meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, kadar hemoglobin (HB), dan lingkar lengan atas (LILA) guna mengetahui kondisi kesehatan mereka secara lebih mendalam. Sebagai penutup, dilakukan post-test untuk mengevaluasi pemahaman peserta setelah sosialisasi, disertai dengan pembagian tablet tambah darah sebagai langkah pencegahan anemia.
“Banyak masyarakat yang belum memahami pentingnya kadar hemoglobin dalam tubuh. Padahal, kadar hemoglobin yang rendah dapat menyebabkan anemia yang berakibat pada kelelahan, pusing, dan bahkan gangguan konsentrasi,” ujar Vina, salah satu mahasiswa KKN UNS yang terlibat dalam kegiatan ini.
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa 5 orang dari 23 peserta memiliki kadar hemoglobin di bawah batas normal, sementara 3 orang memiliki LILA kurang dari 23,5 cm, yang menandakan kekurangan protein dan lemak. Sebagian besar peserta memiliki kadar hemoglobin sekitar 11, yang sedikit kurang tetapi masih dalam batas wajar.
Menurut Reni, mahasiswa KKN, kadar hemoglobin yang rendah biasanya disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi, meskipun ukuran LILA normal. “Hal ini bisa terjadi karena rendahnya konsumsi sayuran atau kebiasaan sering minum teh yang menghambat penyerapan zat besi. Sebaliknya, jika LILA rendah, hal itu menandakan kekurangan protein dan lemak dalam tubuh,” jelasnya.
Kegiatan ini mendapat respons positif dari masyarakat, Ibu Lia, bidan desa setempat, mengapresiasi upaya mahasiswa KKN dalam mengedukasi remaja. Menurutnya, tantangan utama dalam mengadakan kegiatan seperti ini adalah sulitnya mengumpulkan remaja karena banyak yang sibuk dengan pendidikan atau pekerjaan di luar daerah. Namun, ia berharap program semacam ini dapat meningkatkan kesadaran mereka akan pentingnya kesehatan.
“Dengan adanya edukasi ini, remaja akan lebih siap memasuki kehidupan berumah tangga. Saat ini, saya sedang menangani kasus kehamilan di bawah umur, yang kemungkinan terjadi karena kurangnya kesadaran akan perencanaan keluarga dan kesehatan reproduksi,” tambahnya. Ibu Lia juga menyarankan agar sosialisasi diperluas dengan melibatkan berbagai pihak seperti Babinsa, kepolisian, dan tenaga kesehatan dari puskesmas. Ia mengusulkan agar edukasi yang diberikan tidak hanya terbatas pada anemia, tetapi juga mencakup bahaya narkoba, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), dan penyakit menular seperti HIV.
Mahasiswa KKN UNS berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dan menjadi langkah awal dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan, terutama bagi remaja di Desa Timpag.